Minggu
ke-4 program jalan-lari termasuk minggu yang menarik dan menantang. Sejak Senin
malam sampai Kamis siang, saya duduk bersama rekan-rekan kantor. They are like the kings and queens
of our banking reporting systems. Saya belajar banyak dari mereka tentang Data
Point Model selama 4 hari itu.
Kebetulan
Indra dan Adi, rekan satu departemen saya, juga termasuk yang rajin lari atau
nge-gym. Indra punya program lari minimal 5K per minggu untuk menjaga
kesehatan. Adi selalu berusaha ngga ninggalin olahraga di mana pun berada. They
both are part of high-flyer pool in my department. And they’re cool and nice
and seem very please and happy with their lives. So, they just escalated the
issue about high possibility to be fit and well and happy at the same time.
Meski
di Hotel Borobudur tersedia 700m jogging
track, saya tetap konsisten di ruangan fitness yang ternyata cukup bagus (ada
juga lho hotel yang gym-nya
enggak banget). Saya punya target 4min vs 6min.
Selasa sore saya sukses menjalaninya. Jalan dulu 4 menit, terus lari 6 menit;
sebanyak 3 set. Bonusnya sepeda statis dan pendinginan sampai total 45-50 menit.
Tapi
hari Kamis sore menandai kekalahan saya yang pertama selama 4 minggu ini. Saya
capek banget hari itu. Pagi-pagi saya bolak-balik
Borobudur-Kalimalang-Borobudur (ambil temporary
report di sekolah Miss K), total perjalanan cuman 34
KM-an tapi nyetirnya 2 jam. Setelah bubaran Hotel Borobudur, saya janjian sama
Cica di perpustakaan kantor untuk review essay dan recommendation
letter buat daftar program
MBA-nya. Ketika sudah sampai di gym kantor sore-sore, saya baru sadar kalo
HP saya tertinggal di toilet perpustakaan, jadi saya balik lagi ke sana. Syukur
Alhamdulillah, HP itu masih jadi rezeki saya. Total jalan kaki mondar-mandir
jadinya lebih dari setengah jam. Akhirnya ketika lari di set ketiga, saya
nyerah.. hanya sanggup lari 4 menit.
Butuh
waktu lumayan lama untuk mengusir rasa gagal itu.
Rasanya menyesal banget. Tapi saya sadar, ini adalah program jangka menengah,
jadi nggak usah terlalu dipikirin. Apalagi saya termasuk orang yang terlalu aware sama kegagalan atau kesalahan. Well,
siapa juga yang peduli bahwa saya gagal yang 2 menit itu? I
fell down, but I got up again. That’s the most important thing.
Just let me doing what makes me happy and fulfilled. There’s
no point if it’s not fun anymore.
No comments:
Post a Comment