Friday, July 5, 2013

Halo Fit Run Jakarta 2013: Our first 5K together


Dengan Mbak Siti setelah Halo Fit Run 2013, Jakarta
Masih tentang lari. Kali ini saya ajak-ajak keluarga. Meski gagal ngajak Babe, tapi akhirnya Miss K, Mbak Siti (kakak ipar saya yang kenes), dan Ade (temen kantor) berhasil saya komporin untuk ikut Halo Fit Run 2013 di Jakarta tanggal 9 Juni 2013. Rute 5K-nya adalah start di gerbang GBK, muter di Semanggi, trus menuju Patung Pemuda, muter di sana, masuk ke arah Hotel Atlet Century, muterin Masjid Al Bina, baru masuk Sudirman lagi dan finish di depan gerbang GBK.

5K lagi? Ya eya laah… Hati saya masih tertambat di 5K, belom berani untuk nyoba yang 10K. Next year my target would be hitting the 10K mark. Target tahun ini adalah tetap hidup, bernafas, dan sehat di garis finish 5K. Soal waktu nggak terlalu dipikirin deh. Miss K mulai saya ajak supaya dia dapat pengalaman mencoba berbagai jenis olahraga. Syukur-syukur dia menikmati lari jadi kami bisa berlari bersama. Sebelum latian renang sih biasanya dia lari 3 keliling kolam renang sambil becanda-canda dengan temennya. Di sekolah dia cerita, hobinya kejar-kejaran sama temen sekelas yang gokil-gokil. Jadi saya pikir, kenapa ngga sekalian aja lari bareng, hehehe…

Pagi itu kami pergi dari rumah jam 5 pagi. Udah siap dengan shirt, bib number, dan RIFD tag di sepatu. Sampai di seputar GBK sekitar jam 5.30, kami bertemu pemuda-pemudi ganteng dan cantik yang baru selesai dugem di parkiran. Ada anak muda ganteng sempoyongan, ada seorang gadis muda cantik berpakaian minim yang jalannya dipapah, ada yang teriak-teriak, ada yang baunya minta ampun. Waduuuhh, serem deh. Miss K nanya, “Mereka ini abis ngapain sih, Bu?”  Saya jawab aja, “Nah, itu dia, K... Mungkin mereka juga ngga tau abis ngapain atau diapain.” Miss K bengong dengan jawaban yang dipikirnya nggak nyambung itu.

Sampai di depan gerbang GBK ternyata udah banyak banget para pelari dan pelari wanna-be yang dengan bebasnya berkumpul dan berpendapat (ngobrol, maksudnya). Kebetulan saya juga ketemu sama Ade di sana. Bukannya siap-siap dengan pemanasan, kita malah asyik foto-foto.  Sementara Babe sibuk dititipin tas dan ini-itu.

Sebelum start saya udah bilang sama Miss K agar pelan-pelan aja larinya, kalau ngga kuat bisa bareng jalan kaki sama Mbak Siti. Mbak Siti juga menyambut baik ide itu, supaya ada alasan “Nemenin keponakan yang masih di bawah umur, jadinya ngga bisa cepet sampe finish deh”.

Ketika start, Miss K berlari bareng saya. Kelihatannya dia terpancing dengan laju pelari lain (termasuk anak-anak sesusianya) yang langsung melesat. Jadinya dia mau buru-buru aja, kaya kalo becandaan dengan temen-temennya. Setelah KM1, baru deh dia mulai ngos-ngosan. Saya tunjukin pesawat kecil yang dikendalikan jarak jauh di atas kepala kami, “Itu tuh ada kameranya lho, yuk kita senyum dan dadah-dadah…”.

Di tanjakan Semanggi, Miss K nyerah dan kami berjalan kaki sambil mengambil gelang di Panitia. Kami mencoba berlari lagi di turunan Semanggi. Pas di 2K, Miss K mulai mempertanyakan lokasi water station yang dia udah pelajari di peta brosur Halo Fit Run. “Di mana sih air minumnya? Janjinya ada setelah 2K lho, Bu” katanya sambil meringis. Ternyata jatah air minum ada di KM2,5-an dan setelah minum Miss K memutuskan mau jalan aja. Setelah beberapa ratus meter, Miss K melanjutkan lari bersama saya karena Mbak Siti, yang mau saya titipi Miss K, belum kelihatan posisinya di mana.

Kami memutari Patung Pemuda dan mulai berbicara tentang garis finish. Kebetulan ada seorang bapak dan 2 anak laki-lakinya yang berusia sedikit lebih tua dari Miss K berada di sebelah kami dalam status jalan-lari-jalan-jalan-jalan, gitu. “Look at us, K. We’re good. We can make it”.

Ketika melewati tanda 4K, saya genggam tangan dinginnya dan mencoba berlari lagi. Sama seperti saya dulu, cara berlarinya juga rada-rada memprihatinkan. Dia mendarat dengan jari dan kaki bagian depan. Nafasnya pendek-pendek. Tangannya keliatan berat menjuntai di samping badan. Jadi saya tau dia pasti merasa capek dan tersiksa. Apalagi dia belum terbiasa lari jauh seperti ini. Karena itu seringkali kami berjalan kaki diselingi dengan lari 100-200 meter.
Run, K, run !!!
Di depan Masjid Al Bina, Miss K terlihat udah ngga bisa senyum lagi. Saya sadar mungkin ini adalah kesalahan besar, mengajak Miss K ikutan 5K tanpa mengajaknya berlatih dan membiasakan diri sebelumnya. Mungkin memang dia senang lari-lari di sekolah, mungkin dia lari di kolam renang pada waktu pemanasan. Tapi untuk menaklukkan 5K? Waaaah, saya tega banget yaaaks?? Seharusnya saya lebih bersabar menunggu event lari yang ada Kids Race-nya (meski kayanya rada jarang di Indonesia). Mestinya saya ajak dia sejak jauh hari untuk mencoba jarak yang lebih pendek. Mestinya kan anak-anak lari dengan benar secara bertahap. Harusnya. Yah, sudah lah, sesal kemudian nggak berguna juga.

Menjelang garis finish saya bilang pada Miss K untuk bisa bertahan sedikiiiiit lebih lama lagi. “Tuuh, lihat… finish-nya udah deket banget. Kita coba lagi yuk larinya. Babe di sana, K..pasti Babe bangga lhoo kita bisa selesaikan sampai finish”.


Run like a celeb!
Akhirnya kami sampai juga di garis finish, disambut dengan lambaian tangan Babe di pinggir marka jalan, sambil merekam kami di beberapa meter terakhir (ternyata kemudian file rekamannya ngga sengaja keapus...grrgggh).

Supaya ngga kejadian lagi ada pose foto kayak di Mandiri Run Mei 2013, saya ngga lupa untuk memaksakan diri tersenyum lebar dan melambaikan tangan bak selebriti. As if 5K was a piece of cake.



Yeayy, we're finishers!

Meski kecapekan, Miss K --gadis kecil 9 tahun saya--  ternyata senang juga. Apalagi setelah menerima finisher medal. Kebetulan banget dia sedang keranjingan dan penasaran dengan medali, karena belum pernah punya. Sementara Miss K mengagumi medalinya, saya lirik timer di pinggir tiang finish. Ternyata lumayan juga. Miss K dan saya menyelesaikan 5K bersama kami yang pertama dengan waktu 46 menit 9 detik.


Pas Babe nanya gimana perasaannya bisa ngatasi rasa capek harus lari dan jalan kaki sepanjang 5K, dia menjawab enteng "Yah, lumayan seneng, tapi aku capek buangeeeeet, Be. Trus sekarang aku lapar, kita makan di mana nih?"  Hehehe..

Akhirnya pagi itu kami sempurnakan dengan sarapan Soto Mie di sebelahnya Giant - Pondok Bambu. What a day!