Monday, December 9, 2013

Dream Job (Bagian 2)


So what am I doing? I’m doing numbers and texts. My business is to add values by turning numbers and texts into information and statistics. That’s it. Ohh wait, pardon me... by information and statistics, we mean comprehensive, realible, accurrate, timely, and accessibble information and statistics. Here we go.

Nampaknya udah cukup serius tuh pernyataan saya (nyontek dari dokumen resmi sih). Tapi apa sih artinya bagi saya? Saya mencoba lihat lagi diri saya dan bertanya sendiri. Apa yang saya percayai? Apa tujuan saya dalam hidup ini? Nilai-nilai apa yang saya pegang dengan sepenuh hati?

Apa yang saya percayai sebagai turunan dari anugerah Allah SWT bagi manusia dan kehidupan di dunia ini? Dalam hidup ini, saya percaya (1) semua orang (seharusnya)memiliki kesempatan untuk memutuskan yang terbaik bagi dirinya. Kunci pertama untuk memperoleh kesempatan itu adalah akses terhadap informasi. Informasi diperlukan agar orang bisa terus belajar dan mempertimbangkan banyak sisi untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Saya juga percaya (2) hampir semua hal di dunia ini adalah relatif dan cara mengukur sesuatu terhadap sesuatu yang lainnya adalah melalui data. Data diperlukan untuk menguji suatu perkiraan atau sangkaan atau perasaan melalui suatu perbandingan dengan suatu standar yang dapat dijadikan acuan.

Kedua hal yang saya percayai tersebut dan dunia yang saya lakoni sampai sekarang ternyata amat dekat hubungannya. Sejak dulu saya suka dengan angka. Saya menjadi asisten Laboratorium Statistik sejak tahun kedua kuliah. Saya mengajar les matematika anak SD dan SMP. Meskipun tidak termasuk brilian selama program MBA, saya cukup terkenal sebagai the numbers cruncherdalam tim. Nah sekarang, saya mengolah dan menyajikan data, menyediakan informasi dan mempublikasikan statistik. Bukan sembarang informasi dan statistik, tapi informasi dan statistik yang lengkap, akurat, handal, tepat waktu dan mudah diperoleh.

Seluruh level pengguna bisa memanfaatkan informasi dan statistik itu dalam riset, formulasi kebijakan sektoral, pengambilan keputusan bisnis dan inovasi, bahkan mendukung pembangunan nasional. The universe has lead me closer to one thing I like.
 
Contohnya hari ini. Saya berada di Bandung, diundang dalam suatu pertemuan mengenai riset ekonomi dan perbankan Indonesia. Berada di tengah para peneliti ekonomi serasa berada di planet lain. Mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda. But I still like the sound of their language because I know they talked about something worth the time, knowledge, skill, and cost. They talked about our country. That’s at least the common thing amongst us.

That sounds very fascinating and promising, doesn’t it? Somehow it is also in line with what all Indonesian people always quoted as “berguna bagi nusa, bangsa, dan agama”. Adakah tujuan lain yang lebih mulia dari pernyataan itu? Hahaha.... Semua anak Indonesia jadul pasti pernah mendengar atau mengucapkan cita-cita itu. As abstract as it seems, I do my job now with this kind of blinded proud and dreamy spirit that I ‘maybe doin’ something good for the country.

 I hold deeply in heart fairness, equal opportunity, and human’s ability to adapt and develop himself. No matter what’s happening on the work place, I believe those values are worth to embrace and pass on to people around me.
 
To be fair, we need to have knowledge and wisdom, as well as compassion. That’s what Prophet Muhammad SAW meant by sinergizing faith and knowledge to be a muslim kaffah (well-rounded moslem).
 
To endorse equal opportunity, people need to understand others because what constitute good thing for one may not be true for the other. And for me, considering every one is unique, the word “equal” is easier said than done.
 
The last thing about people’s potential to be empowered and make themselves useful is  important to me. I see people are so drawned either in their comfort couches or in their uncomfort slumps, they refuse to change. I see this as “man-on-pause”, we’re not getting anywhere. Can’t go back, can’t move on. Trapped in a big time machine, until our time is up.

Jadi, setelah uraian panjang lebar di atas, bisakah sekarang saya menjawab pertanyaan teman saya mengenai apakah pekerjaan saya sudah sesuai dengan cita-cita atau kecintaan saya terhadap sesuatu? Despite all and all, I’d say “yes”. All the paths I took, all the routes I visited, and all small decisions I made along the way have guided me to be here now.

I accepted my job as it has accepted me for who I am.
We respect each other and only exchange the best of us.

No comments:

Post a Comment